MIKROTIK
- Sekilas Mikrotik
Mikrotik
sekarang ini banyak digunakan oleh ISP, provider hotspot, ataupun oleh pemilik warnet.
Mikrotik OS menjadikan komputer menjadi router network yang handal yang
dilengkapi dengan berbagai fitur dan tool, baik untuk jaringan kabel maupun
wireless.
Dalam
tutorial kali ini penulis menyajikan pembahasan dan petunjuk sederhana dan
simple dalam mengkonfigurasi mikrotik untuk keperluan-keperluan tertentu dan
umum yang biasa dibutuhkan untuk server/router warnet maupun jaringan lainnya,
konfigurasi tersebut misalnya, untuk NAT Server, Bridging, BW Manajemen, dan
MRTG.
Akses mikrotik:
- Via console
Mikrotik
router board ataupun PC dapat diakses langsung via console/ shell maupun remote
akses menggunakan putty (www.putty.nl).
- Via winbox
Mikrotik
bisa juga diakses/remote menggunakan software tool winbox.
- Via web
Mikrotik
juga dapat diakses via web/port 80 dengan menggunakan browser.
Memberi nama Mikrotik
[ropix@IATG-SOLO] > system
identity print
name: "Mikrotik"
[ropix@IATG-SOLO] > system
identity edit
value-name: name
masuk
ke editor ketik misal saya ganti dengan nama IATG-SOLO:
IATG-SOLO
C-c quit C-o
save&quit C-u undo C-k cut line C-y paste
Edit kemudian tekan Cltr-o untuk menyimpan
dan keluar dari editor
Kalo
menggunakan winbox, tampilannya seperti ini:
Mengganti nama interface:
[ropix@IATG-SOLO] > /interface
print
Flags: X -
disabled, D - dynamic, R - running
#
NAME TYPE RX-RATE TX-RATE
MTU
0 R
ether1 ether 0 0 1500
1 R
ether2 ether 0 0 1500
[ropix@IATG-SOLO] > /interface
edit 0
value-name: name
Nilai
0 adalah nilai ether1, jika ingin mengganti ethet2 nilai 0 diganti dengan 1.
masuk
ke editor ketik missal saya ganti dengan nama local:
local
C-c quit C-o save&quit C-u undo
C-k cut line C-y paste
Edit kemudian tekan Cltr-o untuk menyimpan
dan keluar dari editor
Lakukan
hal yang sama untuk interface ether 2, sehingga jika dilihat lagi akan muncul
seperti ini:
[ropix@IATG-SOLO]
> /interface print
Flags: X - disabled, D - dynamic, R
- running
#
NAME TYPE RX-RATE TX-RATE
MTU
0 R
local ether 0
0 1500
1 R
public ether 0 0 1500
Via
winbox:
Pilih
menu interface, klik nama interface yg ingin di edit, sehingga muncul jendela
edit interface.
Seting IP Address :
[ropix@IATG-SOLO] > /ip address
add
address: 192.168.1.1/24
interface: local
[ropix@IATG-SOLO] > /ip address
print
Flags: X - disabled, I - invalid, D
- dynamic
#
ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE
0
192.168.0.254/24
192.168.0.0 192.168.0.255 local
Masukkan
IP addres value pada kolom address beserta netmask, masukkan nama interface yg
ingin diberikan ip addressnya.Untuk Interface ke-2 yaitu interface public,
caranya sama dengan diatas, sehingga jika dilihat lagi akan menjadi 2
interface:
[ropix@IATG-SOLO] > /ip address
print
Flags: X -
disabled, I - invalid, D - dynamic
#
ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE
0
192.168.0.254/24
192.168.0.0 192.168.0.255 local
1
202.51.192.42/29
202.51.192.40 202.51.192.47 public
Via
winbox:
- Mikrotik Sebagai NAT
Network
Address Translation atau yang lebih biasa disebut dengan NAT adalah suatu
metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan
menggunakan satu alamat IP. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena
ketersediaan alamat IP yang terbatas, kebutuhan akan keamanan (security), dan
kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi jaringan.
Saat
ini, protokol IP yang banyak digunakan adalah IP version 4 (IPv4). Dengan
panjang alamat 4 bytes berarti terdapat 2 pangkat 32 = 4.294.967.296 alamat IP
yang tersedia. Jumlah ini secara teoretis adalah jumlah komputer yang dapat
langsung koneksi ke internet. Karena keterbatasan inilah sebagian besar ISP
(Internet Service Provider) hanya akan mengalokasikan satu alamat untuk satu
user dan alamat ini bersifat dinamik, dalam arti alamat IP yang diberikan akan
berbeda setiap kali user melakukan koneksi ke internet. Hal ini akan
menyulitkan untuk bisnis golongan menengah ke bawah. Di satu sisi mereka
membutuhkan banyak komputer yang terkoneksi ke internet, akan tetapi di sisi
lain hanya tersedia satu alamat IP yang berarti hanya ada satu komputer yang
bisa terkoneksi ke internet. Hal ini bisa diatasi dengan metode NAT. Dengan NAT
gateway yang dijalankan di salah satu komputer, satu alamat IP tersebut dapat
dishare dengan beberapa komputer yang lain dan mereka bisa melakukan koneksi ke
internet secara bersamaan.
Misal
kita ingin menyembunyikan jaringan local/LAN 192.168.0.0/24 dibelakang satu IP
address 202.51.192.42 yang diberikan oleh ISP, yang kita gunakan adalah fitur
Mikrotik Source Network Address Translation (Masquerading) . Masquerading akan
merubah paket-paket data IP address asal
dan port dari network 192.168.0.0/24 ke 202.51.192.42 untuk selanjutnya
diteruskan ke jaringan internet global.
Untuk
menggunakan masquerading, rule source NAT dengan action 'masquerade' harus
ditambahkan pada konfigurasi firewall:
[ropix@IATG-SOLO] > /ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade out-interface=public
Kalau menggunakan winbox, akan terlihat seperti ini:
- Mikrotik sebagai Transparent web proxy
Salah
satu fungsi proxy adalah untuk menyimpan cache. Apabila sebuah LAN menggunakan
proxy untuk berhubungan dengan Internet, maka yang dilakukan oleh browser ketika
user mengakses sebuah URL Web Server adalah mengambil request tersebut di proxy
server. Sedangkan jika data belum terdapat di proxy server maka proxy
mengambilkan langsung dari web server. Kemudian request tersebut disimpan di
cache proxy. Selanjutnya jika ada client yang melakukan request ke URL yang
sama, akan diambilkan dari cache tersebut. Ini akan membuat akses ke Internet
lebih cepat.
Bagaimana
agar setiap pengguna dipastikan mengakses Internet melalu web proxy yang telah
kita aktifkan? Untuk ini kita dapat menerapkan transparent proxy. Dengan
transparent proxy, setiap Browser pada komputer yang menggunakan gateway ini
secara otomatis melewati proxy.
Mengaktifkan fiture web proxy di mikrotik:
[ropix@IATG-SOLO] > /ip proxy set enabled=yes
[ropix@IATG-SOLO] > /ip
web-proxy set
cache-administrator=
ropix.fauzi@infoasia.net
[ropix@IATG-SOLO] > /ip
web-proxy print
enabled: yes
src-address: 0.0.0.0
port: 3128
hostname: "IATG-SOLO"
transparent-proxy: yes
parent-proxy: 0.0.0.0:0
cache-administrator:
"ropix.fauzi@infoasia.net"
max-object-size: 8192KiB
cache-drive: system
max-cache-size: unlimited
max-ram-cache-size: unlimited
status: running
reserved-for-cache: 4733952KiB
reserved-for-ram-cache: 2048KiB
Membuat
rule untuk transparent proxy pada firewall NAT, tepatnya ada dibawah rule untuk
NAT masquerading:
[ropix@IATG-SOLO] > /ip firewall
nat add chain=dstnat in-interface=local
src-address=192.168.0.0/24 protocol=tcp dst-port=80 action=redirect
to-ports=3128
[ropix@IATG-SOLO] > /ip firewall
nat print
Flags: X -
disabled, I - invalid, D - dynamic
0
chain=srcnat out-interface=public action=masquerade
1
chain=dstnat in-interface=local src-address=192.168.0.0/24 protocol=tcp
dst-port=80 action=redirect to-ports=3128
Pada
winbox:
1. Aktifkan web proxy pada menu
IP>Proxy>Access>Setting ( check box enable)
2. Setting parameter pada menu IP>Web
Proxy>Access Setting>General
3. Membuat rule untuk transparent proxy pada
menu IP>Firewall>NAT
Transparent proxy dengan proxy server
terpisah/independent
Web
Proxy built in Mikrotik menurut pengamatan saya kurang begitu bagus
dibandingkan dengan proxy squid di linux, squid di linux lebih leluasa untuk
dimodifikasi dan dikonfigure, misalkan untuk feature delay-pool dan ACL list
yang berupa file, belum ada di mikrotik seri 2.9.x.
Biasanya
kebanyakan orang lebih suka membuat proxy server sendiri, dengan PC
Linux/FreeBSD dan tinggal mengarahkan semua client ke PC tersebut.
Topologi PC
proxy tersebut bisa dalam jaringan local ataupun menggunakan IP public.
Konfigurasinya
hampir mirip dengan transparent proxy, bedanya adalah pada rule NAT actionnya
yaitu sbb:
Dalam contoh
diatas 192.168.0.100 adalah IP proxy server port 8080
- Mikrotik sebagai bandwidth limiter
Mikrotik
juga dapat digunakan untuk bandwidth limiter (queue) . Untuk mengontrol
mekanisme alokasi data rate.
Secara umum ada
2 jenis manajemen bandwidth pada mikrotik, yaitu simple queue dan queue tree.
Silahkan gunakan salah satu saja.
Tutorial berikutnya semua setting
mikrotik menggunakan winbox, karena lebih user friendly dan efisien.
Simple queue:
Misal kita akan
membatasi bandwidth client dengan ip 192.168.0.3 yaitu untuk upstream 64kbps
dan downstream 128kbps
Setting pada menu Queues>Simple Queues
Queue tree
Klik menu ip>firewall>magle
Buat rule (klik tanda + merah)
dengan parameter sbb:
Pada tab General:
Chain=forward,
Src.address=192.168.0.3 (atau ip yg ingin di limit)
Pada tab Action :
Action = mark connection,
New connection mark=client3-con (atau nama dari mark conection yg kita
buat)
Klik Apply dan OK
Buat rule lagi dengan parameter sbb:
Pada tab General: Chain=forward,
Connection mark=client3-con (pilih dari dropdown menu)
Pada tab Action:
Action=mark packet,
New pcket Mark=client3 (atau nama packet mark yg kita buat)
Klik Apply dan OK
Klik menu Queues>Queues Tree
Buat
rule (klik tanda + merah) dengan parameter sbb:
Pada tab General:
Name=client3-in (misal),
Parent=public (adalah interface yg arah keluar),
Paket Mark=client3 (pilih dari dropdown, sama yg kita buat pada magle),
Queue Type=default,
Priority=8,
Max limit=64k (untuk seting bandwith max download)
Klik aplly dan Ok
Buat rule lagi dengan parameter
sbb:
Pada tab General:
Name=client3-up (misal),
Parent=local (adalah interface yg arah kedalam),
Paket Mark=client3 (pilih dari dropdown, sama yg kita buat pada magle),
Queue Type=default,
Priority=8,
Max limit=64k (untuk seting bandwith max upload)
Klik aplly dan Ok
- Mikrotik sebagai Bridging
Bridge
adalah suatu cara untuk menghubungkan dua segmen network terpisah bersama-sama
dalam suatu protokol sendiri. Paket yang diforward berdasarkan alamat ethernet,
bukan IP address (seperti halnya router). Karena forwarding paket dilaksanakan
pada Layer 2, maka semua protokol dapat melalui sebuah bridge.
Jadi
analoginya seperti ini, anda mempunyai sebuah jaringan lokal 192.168.0.0/24
gateway ke sebuah modem ADSL yang juga sebagai router dengan IP lokal
192.168.0.254 dan ip public 222.124.21.26.
Anda
ingin membuat proxy server dan mikrotik sebagai BW manajemen untuk seluruh
client. Nah mau ditaruh dimanakan PC mikrotik tersebut? Diantara hub/switch dan
gateway/modem? Bukankah nanti jadinya dia sebagai NAT dan kita harus
menambahkan 1 blok IO privat lagi yang berbeda dari gateway modem?
Solusinya
mikrotik di set sebagai bridging, jadi seolah-olah dia hanya menjembatani antar
kabel UTP saja. Topologinya sbb:
Internet----------Moderm/router-----------Mikrotik--------Switch/Hub-----Client
Setting bridging menggunakan winbox
1. Menambahkan interface bridge
Klik menu Interface kemudian klik tanda +
warna merah untuk menambahkan interface, pilih Bridge
memberi nama interface bridge, missal kita
beri nama bridge1
2. Menambahkan interface ether local dan public pada interface
Klik menu IP>Bridge>Ports , kemudian
klik tanda + untuk menambahkan rule baru:
Buat 2 rules, untuk interface local dan
public.
3. Memberi IP address untuk interface bridge
Klik menu IP kemudian klik tanda + untuk
menambahkan IP suatu interface, missal 192.168.0.100, pilih interface bridge1
(atau nama interface bridge yang kita buat tadi)
Dengan
memberikan IP Address pada interface bridge, maka mikrotik dapat di remote baik
dari jaringan yg terhubung ke interface local ataupun public.
- Mikrotik sebagai MRTG / Graphing
Graphing adalah
tool pada mokrotik yang difungsikan untuk memantau perubahan
parameter-parameter pada setiap waktu. Perubahan perubahan itu berupa grafik
uptodate dan dapat diakses menggunakan browser.
Graphing dapat
menampilkan informasi berupa:
* Resource usage (CPU, Memory and Disk
usage)
* Traffic yang melewati interfaces
* Traffic yang melewati simple queues
Mengaktifkan fungsi graping
Klik menu Tool
>Graphing>Resource Rules
Adalah
mengaktifkan graphing untuk resource usage Mikrotik. Sedangkana allow address
adalah IP mana saja yang boleh mengakses grafik tersebu,. 0.0.0.0/0 untuk semua
ip address.
Klik menu Tool>Graphing>Interface
Rules
Adalah
mengaktifkan graphing untuk monitoring traffic yang melewati interface,
silahkan pilih interface yg mana yang ingin dipantau, atau pilih “all” untuk
semua.
Graphing terdiri
atas dua bagian, pertama mengumpulkan informasi/ data yang kedua menampilkanya
dalam format web. Untuk mengakses graphics, ketik URL dengan format http://[Router_IP_address]/graphs/
dan pilih dari menu-menu yang ada, grafik mana yang ingin ditampilkan.
Contoh hasil
grafik untuk traffic interface public:
Berikut adalah contoh penggunaan
mikrotik yang digunakan sebagai wireless bridge.
G. Setting Mikrotik Wireless Bridge
Sering kali,
kita ingin menggunakan Mikrotik Wireless untuk solusi point to point dengan
mode jaringan bridge (bukan routing). Namun, Mikrotik RouterOS sendiri didesain
bekerja dengan sangat baik pada mode routing. Kita perlu melakukan beberapa hal
supaya link wireless kita bisa bekerja untuk mode bridge.
Mode bridge memungkinkan network
yang satu tergabung dengan network di sisi satunya secara transparan, tanpa
perlu melalui routing, sehingga mesin yang ada di network yang satu bisa
memiliki IP Address yang berada dalam 1 subnet yang sama dengan sisi lainnya.
Namun, jika jaringan wireless
kita sudah cukup besar, mode bridge ini akan membuat traffic wireless
meningkat, mengingat akan ada banyak traffic broadcast dari network yang satu
ke network lainnya. Untuk jaringan yang sudah cukup besar, saya menyarankan
penggunaan mode routing.
Berikut ini adalah diagram network
yang akan kita set.
Konfigurasi Pada Access Point
1.
Buatlah sebuah interface bridge yang baru, berilah nama bridge1
2.
Masukkan ethernet ke dalam interface bridge
3.
Masukkan IP Address pada interface bridge1
4.
Selanjutnya adalah setting wireless interface.Kliklah pada menu Wireless (1),
pilihlah tab interface (2) lalu double click pada nama interface wireless yang
akan digunakan (3). Pilihlah mode AP-bridge (4), tentukanlah ssid (5), band
2.4GHz-B/G (6), dan frekuensi yang akan digunakan (7). Jangan lupa mengaktifkan
default authenticated (8) dan default forward (9). Lalu aktifkankanlah
interface wireless (10) dan klik OK (11).
5.
Berikutnya adalah konfigurasi WDS pada wireless interface yang digunakan.
Bukalah kembali konfigurasi wireless seperti langkah di atas, pilihlah tab WDS
(1). Tentukanlah WDS Mode dynamic (2) dan pilihlah bridge interface untuk WDS
ini (3). Lalu tekan tombol OK.
6.
Langkah selanjutnya adalah menambahkan virtual interface WDS. Tambahkan
interface WDS baru seperti pada gambar, lalu pilihlah interface wireless yang
kita gunakan untuk WDS ini. Lalu tekan OK.
7.
Jika WDS telah ditambahkan, maka akan tampak interface WDS baru seperti pada
gambar di bawah.
Konfigurasi pada Wireless Station
Konfigurasi
pada wireless station hampir sama dengan langkah-langkah di atas, kecuali pada
langkah memasukkan IP Address dan konfigurasi wirelessnya. Pada konfigurasi
station, mode yang digunakan adalah station-wds, frekuensi tidak perlu
ditentukan, namun harus menentukan scan-list di mana frekuensi pada access
point masuk dalam scan list ini. Misalnya pada access point kita menentukan
frekuensi 2412, maka tuliskanlah scan-list 2400-2500.
Pengecekan link
Jika link wireless yang kita buat sudah bekerja dengan baik, maka pada menu wireless, akan muncul status R (lihat gambar di bawah).
Selain
itu, mac-address dari wireless yang terkoneksi juga bisa dilihat pada jendela
registration (lihat gambar di bawah).
Konfigurasi keamanan jaringan wireless
Pada Mikrotik, cara paling mudah
untuk menjaga keamanan jaringan adalah dengan mendaftarkan mac-address wireless
pasangan pada access list. Hal ini harus dilakukan pada sisi access point
maupun pada sisi client. Jika penginputan access-list telah dilakukan, maka
matikanlah fitur default authenticated pada wireless, maka wireless
lain yang mac addressnya tidak terdaftar tidak akan bisa terkoneksi ke jaringan
kita.
Jika kita menginginkan fitur
keamanan yang lebih baik, kita juga bisa menggunakan enkripsi baik WEP maupun
WPA.
Penggunaan IPSec untuk Abacus
Setting
Mikrotik untuk user Abacus
/ ip ipsec policy
add src-address=[your ip
address]/32:any dst-address=10.10.1.0/24:any
protocol=all action=encrypt level=require
ipsec-protocols=esp tunnel=yes
sa-src-address=[ip router] sa-dst-address=203.130.231.5
proposal=abacus manual-sa=none
dont-fragment=clear disabled=yes
/ ip ipsec peer
add address=203.130.231.5/32:0
secret="[secret key nya di sini]"
generate-policy=yes
exchange-mode=main send-initial-contact=yes
proposal-check=obey
hash-algorithm=md5 enc-algorithm=des
dh-group=modp768 lifetime=1d
lifebytes=0 disabled=no
/ ip ipsec proposal
add name="abacus"
auth-algorithms=md5 enc-algorithms=des lifetime=1d
lifebytes=0 pfs-group=none disabled=no
Wireless LAN FAQ
Berikut ini adalah daftar pertanyaan dan jawaban yang banyak ditanyakan mengenai sistem wireless Mikrotik.
Sering kali, kita ingin menggunakan Mikrotik Wireless untuk solusi point
to point dengan mode jaringan bridge (bukan routing). Namun, Mikrotik RouterOS
sendiri didesain bekerja dengan sangat baik pada mode routing. Kita perlu
melakukan beberapa hal supaya link wireless kita bisa bekerja untuk mode
bridge.
· Di manakah sebaiknya saya menempatkan Base Station?
Base station biasanya diletakkan di tempat yang tinggi, yang memungkinkan dapat terjangkau dari pelanggan. Bisa berupa rooftop dari gedung tinggi, ataupun tower.
· Perangkat apa saja yang dibutuhkan di Base Station?
Pada dasarnya, perangkat wireless di base station di bagi dua, yaitu perangkat point to point sebagai backhaul, dan perangkat lainnya untuk melayani pelanggan. Perangkat backhaul tidak dibutuhkan jika Anda memiliki akses internet ke BTS via kabel ataupun media lain. Untuk access pointnya sendiri, biasanya menggunakan antenna yang dapat melayani area yang cukup lebar. Bisa berupa omnidirectional antenna, ataupun antenna sectoral. Omnidirectional antenna dapat menjangkau 360 derajat, sedangkan antenna sectoral hanya dapat menjangkau 90 hingga 120 derajat, sehingga dibutuhkan 3 hingga 4 antenna, termasuk juga access pointnya.
· Berapa client yang dapat terkoneksi ke base station?
Secara teori, perangkat wireless Mikrotik dapat melayani 2007 client. Namun, bagaimanapun juga, performance nya tergantung pada kehandalan sistem dan kondisi sekitar. Jumlah ini sangat regantung pada penggunaan setiap client, dan berapa jumlah komputer yang terkoneksi di belakang sebuah AP Client. Jumlah yang pernah dicapai pada penggunaan normal adalah 100 client.
· Berapakah jarak terjauh antara BTS dan lokasi client?
Jarak terjauh akan tergantung pada daya antena, loss pada kabel antenna, kekuatan pancar radio, sensifitas radio, dan tingkat inteferensi dari radio lain yang menggunakan frekuensi yang sama.
Dengan frekuensi 2,4 GHz, biasanya jarak terjauh yang bisa dicapai adalah 12 kilometer, sedangkan dengan frekuensi 5 GHz, dengan menggunakan antenna solid disc 30db, bisa dicapai jarak 28 km. Lebar bandwidth yang bisa dicapai adalah sekitar 10 mbps dengan uji coba bandwidth test.
· Dapatkah saya menggunakan amplifier untuk memperjauh jangkauan ?
Secara teknis, bisa. Namun, perhatikan regulasi yang berlaku. Penggunaan amplifier dapat digunakan untuk mengkompensasikan loss yang terjadi akibat penggunaan kabel antenna yang panjang.
· Apakah antara BTS dan client harus benar-benar bebas halangan (Line of sight) ?
Ya. Kondisi line of sight mutlak dibutuhkan. Juga perhatikan freznel zone yang dibutuhkan.
· Apakah yang dimaksud dengan fresnel zone?
Freznel Zone adalah area di sekitar garis lurus antar alat yang digunakan untuk rambatan gelombang. Area ini juga harus bebas dari gangguan, atau kekuatan signal akan menurun. Sebagai contoh, pada link berjarak 16 km, dengan frekuensi 5,8 GHz, besarnya lingkaran freznel zone di tengah-tengah kedua alat adalah lingkaran dengan radius 8,7 meter, dan 13,6 meter untuk frekuensi 2,4 GHz.
· Dapatkah saya melakukan bridge saat menggunakan produk wireless Mikrotik?
Ya. Jika Anda menggunakan Access Point Mikrotik dan client merk lainnya, yang perlu Anda lakukan adalah memasukkan interface wlan pada mikrotik ke interface bridge, demikian juga dengan ethernetnya. Sedangkan bila menggunakan wireless client Mikrotik, Anda bisa melakukan bridge dengan menggunakan teknik EoIP atau menggunakan WDS Wireless. Simak manual penggunaan untuk lebih jelasnya.
H. JENIS – JENIS MIKROTIK
A. Wireless Outdoor RB532 (tanpa access point)
Kategori:
Wireless Router 500
Kode :
WO532-A0
Menggunakan
Routerboard 532A (MIPS CPU, 64MB DDR RAM, 128MB NAND Storage) dengan RouterOS
WISP-AP. Memiliki 3 buah port ethernet (1 untuk PoE), dan 2 slot miniPCI, tanpa
Wireless Card.
Sistem ini didesain untuk
performa yang stabil dan terus menerus. Dibandingkan dengan prosesor Geode
SC1100, sistem ini bekerja 2 sampai 3 kali lebih efisien, berkat arsitektur
MIPS 4Kc.
- Routerboard 532A dengan outdoor box
- 3 port ethernet (1 untuk PoE)
- 2 slot minipci
- Tanpa wireless card
- 2 Insulator Ethernet
- Power Adaptor 18 V
- Power over Ethernet Spliter
- 2 metal ring
- Lisensi Mikrotik RouterOS WISP-AP
Spesifikasi Routerboard 532 :
- CPU: MIPS 32 4Kc based 266MHz (BIOS adjustable from 200 to 333 MHz; 400MHz processsor factory option) embedded processor
- Memory: 64MB DDR onboard memory chip
- Root loader: RouterBOOT, 1Mbit Flash chip
- Data storage: 128MB onboard NAND memory chip
- CompactFlash: type I/II slot (also supports IBM/Hitachi Microdrive)
- Ethernet ports: 1 IDT Korina and 2 Two VIA VT6105 10/100 Mbit/s Fast Ethernet port supporting Auto-MDI/X
- Daughterboard connector: Present
- Serial ports: One DB9 RS232C asynchronous serial port
- LEDs: Power, 2 LED pairs for MiniPCI slots, 1 user LED
- Watchdog: IDT internal SoC hardware watchdog timer
- Power options: IEEE802.3af Power over Ethernet: 12V or 48V DC
- Power jack/header: 6..24V or 25..56V DC jumper selectable IEEE802.3af Power over Ethernet: 12V DC
- Dimensions: 14.0 cm x 14.0 cm (5.51 in x 5.51 in)
- Temperature: Operational: -20°C to +70°C (-4°F to 158°F)
- Humidity: Operational: 70% relative humidity (non-condensing)
- Currently supported OS: RouterOS 2.9, Linux 2.4
B. Wireless Outdoor RB532 (1 bh AP A+B+G)
Kategori: Wireless Router 500
Kode :
WO532-A1
Menggunakan
Routerboard 532A (MIPS CPU, 64MB DDR RAM, 128MB NAND Storage) dengan RouterOS
WISP-AP. Memiliki 3 buah port ethernet (1 untuk PoE), dan 2 slot miniPCI,
dengan 1 buah card miniPCI wireless card A+B+G.
Sistem ini didesain untuk
performa yang stabil dan terus menerus. Dibandingkan dengan prosesor Geode
SC1100, sistem ini bekerja 2 sampai 3 kali lebih efisien, berkat arsitektur
MIPS 4Kc.
- Routerboard 532A dengan outdoor box
- 3 port ethernet (1 untuk PoE)
- 2 slot minipci
- 1 buah Atheros MiniPCI Wireless 802.11a+b+g 54Mbps 2.4/5GHz
- 2 Insulator Ethernet
- Power Adaptor 18 V
- Power over Ethernet Spliter
- 2 metal ring
- Lisensi Mikrotik RouterOS WISP-AP
Spesifikasi Routerboard 532 :
- CPU: MIPS 32 4Kc based 266MHz (BIOS adjustable from 200 to 333 MHz; 400MHz processsor factory option) embedded processor
- Memory: 64MB DDR onboard memory chip
- Root loader: RouterBOOT, 1Mbit Flash chip
- Data storage: 128MB onboard NAND memory chip
- CompactFlash: type I/II slot (also supports IBM/Hitachi Microdrive)
- Ethernet ports: 1 IDT Korina and 2 Two VIA VT6105 10/100 Mbit/s Fast Ethernet port supporting Auto-MDI/X
- Daughterboard connector: Present
- Serial ports: One DB9 RS232C asynchronous serial port
- LEDs: Power, 2 LED pairs for MiniPCI slots, 1 user LED
- Watchdog: IDT internal SoC hardware watchdog timer
- Power options: IEEE802.3af Power over Ethernet: 12V or 48V DC
- Power jack/header: 6..24V or 25..56V DC jumper selectable IEEE802.3af Power over Ethernet: 12V DC
- Dimensions: 14.0 cm x 14.0 cm (5.51 in x 5.51 in)
- Temperature: Operational: -20°C to +70°C (-4°F to 158°F)
- Humidity: Operational: 70% relative humidity (non-condensing)
- Currently supported OS: RouterOS 2.9, Linux 2.4
C. Wireless Outdoor RB532 (2 bh AP A+B+G)
Kategori: Wireless Router 500
Kode : WO532-A2
Menggunakan Routerboard 532A (MIPS
CPU, 64MB DDR RAM, 128MB NAND Storage) dengan RouterOS WISP-AP. Memiliki 3 buah
port ethernet (1 untuk PoE), dan 2 slot miniPCI, dengan 2 buah card miniPCI
wireless card A+B+G.
Sistem ini didesain untuk
performa yang stabil dan terus menerus. Dibandingkan dengan prosesor Geode
SC1100, sistem ini bekerja 2 sampai 3 kali lebih efisien, berkat arsitektur
MIPS 4Kc.
- Routerboard 532A dengan outdoor box
- 3 port ethernet (1 untuk PoE)
- 2 slot minipci
- 2 buah Atheros MiniPCI Wireless 802.11a+b+g 54Mbps 2.4/5GHz
- 2 Insulator Ethernet
- Power Adaptor 18 V
- Power over Ethernet Spliter
- 2 metal ring
- Lisensi Mikrotik RouterOS WISP-AP
Spesifikasi Routerboard 532 :
- CPU: MIPS 32 4Kc based 266MHz (BIOS adjustable from 200 to 333 MHz; 400MHz processsor factory option) embedded processor
- Memory: 64MB DDR onboard memory chip
- Root loader: RouterBOOT, 1Mbit Flash chip
- Data storage: 128MB onboard NAND memory chip
- CompactFlash: type I/II slot (also supports IBM/Hitachi Microdrive)
- Ethernet ports: 1 IDT Korina and 2 Two VIA VT6105 10/100 Mbit/s Fast Ethernet port supporting Auto-MDI/X
- Daughterboard connector: Present
- Serial ports: One DB9 RS232C asynchronous serial port
- LEDs: Power, 2 LED pairs for MiniPCI slots, 1 user LED
- Watchdog: IDT internal SoC hardware watchdog timer
- Power options: IEEE802.3af Power over Ethernet: 12V or 48V DC
- Power jack/header: 6..24V or 25..56V DC jumper selectable IEEE802.3af Power over Ethernet: 12V DC
- Dimensions: 14.0 cm x 14.0 cm (5.51 in x 5.51 in)
- Temperature: Operational: -20°C to +70°C (-4°F to 158°F)
- Humidity: Operational: 70% relative humidity (non-condensing)
- Currently supported OS: RouterOS 2.9, Linux 2.4
D. Wireless Outdoor RB534 (tanpa access point)
Kategori: Wireless Router 500
Kode : WO534-A0
Menggunakan Routerboard 532A
(MIPS CPU, 64MB DDR RAM, 128MB NAND Storage) dengan Daughterboard RB502 dan
RouterOS WISP-AP. Memiliki 3 buah port ethernet (1 untuk PoE), dan 4 slot
miniPCI, tanpa wireless card.
Sistem ini didesain untuk
performa yang stabil dan terus menerus. Dibandingkan dengan prosesor Geode
SC1100, sistem ini bekerja 2 sampai 3 kali lebih efisien, berkat arsitektur
MIPS 4Kc.
- Routerboard 532A dengan outdoor box
- 3 port ethernet (1 untuk PoE)
- 4 slot minipci
- Daughterboard 502
- Tanpa wireless card
- 2 Insulator Ethernet
- Power Adaptor 18 V
- Power over Ethernet Spliter
- 2 metal ring
- Lisensi Mikrotik RouterOS WISP-AP
Spesifikasi Routerboard 532 :
- CPU: MIPS 32 4Kc based 266MHz (BIOS adjustable from 200 to 333 MHz; 400MHz processsor factory option) embedded processor
- Memory: 64MB DDR onboard memory chip
- Root loader: RouterBOOT, 1Mbit Flash chip
- Data storage: 128MB onboard NAND memory chip
- CompactFlash: type I/II slot (also supports IBM/Hitachi Microdrive)
- Ethernet ports: 1 IDT Korina and 2 Two VIA VT6105 10/100 Mbit/s Fast Ethernet port supporting Auto-MDI/X
- Daughterboard connector: Present
- Serial ports: One DB9 RS232C asynchronous serial port
- LEDs: Power, 2 LED pairs for MiniPCI slots, 1 user LED
- Watchdog: IDT internal SoC hardware watchdog timer
- Power options: IEEE802.3af Power over Ethernet: 12V or 48V DC
- Power jack/header: 6..24V or 25..56V DC jumper selectable IEEE802.3af Power over Ethernet: 12V DC
- Dimensions: 14.0 cm x 14.0 cm (5.51 in x 5.51 in)
- Temperature: Operational: -20°C to +70°C (-4°F to 158°F)
- Humidity: Operational: 70% relative humidity (non-condensing)
- Currently supported OS: RouterOS 2.9, Linux 2.4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar